Shalat Istikharah
Shalat Istikharah
dilakukan guna menemukan keputusan yang terbaik dengan memohon bantuan Allah
SWT. Manusia adalah makhluk yang lemah. Manusia memiliki keterbatasan ilmu
pengetahuan dan kemampuan. Allah SWT Maha Segala-galanya. Dia Maha Mengetahui
mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk kita. Untuk itu sebagai hambaNya
kita selalu meminta bimbingan serta petunjuk atas hidup kita. Kita harus yakin
bahwa jika kita berserah diri kepada Allah SWT maka Dia akan membantu kita.
Di zaman sekarang sering kita lihat sebagian orang mempraktekkan berbagai macam takhayul untuk membantu mereka memilih dan membuat suatu keputusan dalam hidup. Sebagian orang menggunakan media membaca telapak tangan. Masyarakat Arab pagan (masa lalu) menggunakan media anak panah atau arah burung. Jika ada seekor burung terbang ke satu arah maka dianggap itu pertanda buruk dan jika si burung tersebut terbang ke arah lainnya maka itu dianggap sebagai pertanda baik.
Islam tidak mengenal takhayul. Islam mengajarkan prinsip dasar bahwa pengetahuan tentang masa depan hanya milik Allah SWT. Dan untuk itu jalan satu-satunya bagi mereka yang beriman adalah dengan meminta bantuan Sang Pencipta yang Maha Mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
Shalat Istikharah merupakan salah satu cara untuk meminta bantuan dan pertolongan dari Allah SWT ketika kita harus memilih pilihan yang terbaik diantara beberapa pilihan yang ada. Shalat Istikharah dilakukan setelah sebelumnya berwudhu lalu shalat dua rakaat dan sesudahnya membaca Doa Istikharah. Nabi Muhammad SAW besabda "Tidak akan rugi orang yang mengerjakan istikharah dan tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah."
Di zaman sekarang sering kita lihat sebagian orang mempraktekkan berbagai macam takhayul untuk membantu mereka memilih dan membuat suatu keputusan dalam hidup. Sebagian orang menggunakan media membaca telapak tangan. Masyarakat Arab pagan (masa lalu) menggunakan media anak panah atau arah burung. Jika ada seekor burung terbang ke satu arah maka dianggap itu pertanda buruk dan jika si burung tersebut terbang ke arah lainnya maka itu dianggap sebagai pertanda baik.
Islam tidak mengenal takhayul. Islam mengajarkan prinsip dasar bahwa pengetahuan tentang masa depan hanya milik Allah SWT. Dan untuk itu jalan satu-satunya bagi mereka yang beriman adalah dengan meminta bantuan Sang Pencipta yang Maha Mengetahui apa yang terjadi di masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang.
Shalat Istikharah merupakan salah satu cara untuk meminta bantuan dan pertolongan dari Allah SWT ketika kita harus memilih pilihan yang terbaik diantara beberapa pilihan yang ada. Shalat Istikharah dilakukan setelah sebelumnya berwudhu lalu shalat dua rakaat dan sesudahnya membaca Doa Istikharah. Nabi Muhammad SAW besabda "Tidak akan rugi orang yang mengerjakan istikharah dan tidak akan menyesal orang yang bermusyawarah."
Setelah melakukan
shalat Istikharah lalu lanjutkan dengan melaksanakan keputusan yang menurut ia
terbaik dan keputusannya itu akan diberkati oleh Allah SWT. Shalat Istikharah
tidak mesti melibatkan pengalaman seseorang dengan penampakan atau lewat mimpi.
Mungkin saja sebagian orang mempunyai 'penglihatan' atau merasa terdorong
dengan hati nuraninya untuk melangkah ke suatu arah tertentu.
Pada dasarnya shalat istikharah dapat dilaksanakan kapan saja namun
dianjurkan pada waktu sepertiga malam terakhir.
Shalat istikharah boleh dikerjakan dua rakaat atau hingga
dua belas rakaat (enam salam)
Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang pertama, baca
Surah Al-Kafiruun (1 kali). Selepas membaca Al-Fatihah pada rakaat yang kedua,
baca 1 Surah Al-Ikhlas (1 kali). Ada pula bacaan lainnya, selepas membaca
Al-Fatihah pada rakaat yang pertama, baca ayat Al-Kursi (7 kali). Selepas
membaca Al-Fatihah pada rakaat yang kedua, baca Surah Al-Ikhlas (11 kali).
Setelah salam dilanjutkan do'a shalat istikharah kemudian memohon
petunjuk dan mengutarakan masalah yang dihadapi. Sebuah hadits tentang do'a setelah shalat istikharah dari Jabir r.a
mengemukakan bahwa do'a tersebut dapat berbunyi :
DOA
SHALAT ISTIKHARAH
"Ya
Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku memohon
kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu bahwa masalah ini
baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan hidupku, jadikanlah untukku
dan mudahkanlah bagi dan berkahilah aku di dalam masalah ini. Namun jika Engkau
tahu bahwa masalah ini buruk untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku
darinya dan jauhkan masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun
kebaikan itu berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu". (HR Al Bukhari)
Atau
Jabir
bin Abdillah d berkata: Adalah Rasulullah i mengajari kami shalat Istikharah
untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana mengajari surah Al-Qur-an. Beliau
bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mempunyai rencana untuk
mengerjakan sesuatu, hendaknya melakukan shalat sunah (Istikharah) dua rakaat,
kemudian bacalah doa ini:
74- ((اَللَّهُمَّ
إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ
مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ
أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ
هَذَا اْلأَمْرَ -وَيُسَمَّى حَاجَتَهُ- خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ
وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاقْدُرْهُ لِيْ
وَيَسِّرْهُ لِيْ ثُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْهِ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا
اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ -أَوْ
قَالَ: عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ- فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ
لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ)).
“Ya Allah, sesungguhnya aku meminta pilihan
yang tepat kepadaMu dengan ilmu pengetahuanMu dan aku mohon kekuasaanMu (untuk
mengatasi persoalanku) dengan kemahakuasaanMu. Aku mohon kepadaMu sesuatu dari
anugerahMu Yang Maha Agung, sesungguhnya Engkau Mahakuasa, sedang aku tidak
kuasa, Engkau mengetahui, sedang aku tidak mengetahuinya dan Engkau adalah Maha
Mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini
(orang yang mempunyai hajat hendaknya menyebut persoalannya) lebih baik dalam
agamaku, dan akibatnya terhadap diriku atau Nabi i bersabda: …di dunia atau
akhirat sukseskanlah untuk ku, mudahkan jalannya, kemudian berilah berkah. Akan
tetapi apabila Engkau mengetahui bahwa persoalan ini lebih berbahaya bagiku
dalam agama, perekonomian dan akibatnya kepada diriku, maka singkirkan
persoalan tersebut, dan jauhkan aku daripadanya, takdirkan kebaikan untuk ku di
mana saja kebaikan itu berada, kemudian berilah kerelaanMu kepadaku.”[1]
Dikutip
dari Hisnul Muslim do’a nomor 74
Semoga
Bermanfaat
Disadur
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar