Enam Pesan dari Para Ahli Surga |
Fiqhislam.com -
Betapa indahnya ketika berbicara tentang surga. Dan tahukan engkau apa
itu surga?. Surga adalah rumah tinggal yang abadi yang menjadi tujuan
setiap hamba Allah yang shalih. Surga adalah pusat aspirasi semua hamba
Allah. Surga adalah di atas apa yang kita lihat, di atas apa yang kita
dengar dan di atas apa yang muncul dalam pikiran manusia, Allah SWT
berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 107-108 :
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga
Firdaus menjadi tempat tinggal, (*) Mereka kekal di dalamnya, mereka
tidak ingin berpindah dari padanya” …. (QS Al-Kahfi: 107-108).
Rasulullah SAW bersabda, sebagaimana disepakati oleh Imam Bukhari dan Muslim dari hadits riwayat Abu Hurairah, Allah berfirman,
“Aku
telah mempersiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih surga yang
(kenikmatannya) belum pernah ada mata yang telah melihat, dan tidak
pernah ada telinga yang telah mendengar maupun telah terdetik di hati
manusia”
Dengan
kasih Allah dan rahmat-Nya kepada kita, Dia telah membentangkan
gambaran surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan
kesempurnaan, tanpa kekurangan sedikitpun, tidak panas atau dingin,
tidak lelah dan tidak sibuk dengan hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak
ada yang dicurangi. Sekali teguk kenikmatan di surga melupakan semua
penderitaan dalam hidup ini.
Timbul
pertanyaan, mengapa semua ini diceritakan wahai hamba-hamba Allah? Hal
ini semata untuk mengajak orang-orang beriman ke surga dengan penuh
semangat. Agar mereka bergegas menuju berbagai kebahagiaan, taman dan
segala istananya.
Sebab
surga adalah tempat tinggal yang Allah ciptakan dengan tangan-Nya
sendiri, dipersiapkan sebagai rumah untuk orang-orang yang dicintai-Nya
agar mengisinya dengan rahmat, kemuliaan dan ridha-Nya.
Dia
menggambarkan kenikmatannya sebagai kemenangan besar, pemiliknya
sebagai raja diraja, segala kebaikan dan kemurniannya dijaga dari setiap
cacat dan kekurangan.
Celakalah jiwa-jiwa yang tidak menginginkan hal itu, tidak ingin melihatnya, dan tidak berusaha untuk masuk ke dalamnya !
Mari
kita renungkan hadits-hadits Nabi SAW yang terkait langsung dengan
mereka yang dijanjikan surga, seraya berdoa kepada Allah agar kita
dimasukkan surga bersama keluarga dan kerabat kita semua. Tak ada surga
kecuali dengan berusaha menggapainya.
Pesan Pertama
Kisah Abu Bakr dan amalan-amalan baiknya
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata: “
Rasulullah SAW berkata: Siapa di antara kamu yang berpuasa hari ini?
Abu Bakar menjawab: “Aku”.
Dia bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?”
Abu Bakar berkata: “Aku”.
Dia berkata lagi, “Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?
Abu Bakar berkata, “Aku”.
Dia bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”
Abu Bakar menjawab, “Aku”.
Rasulullah SAW kemudian bersabda,
“Jika terkumpul seluruh amalan seperti di pria ini, niscaya ia akan masuk surga”
Diriwayatkan
dari Abd al-Rahman bin Abi Bakr, dia berkata, “Rasulullah SAW shalat
subuh, kemudian bertemu dengan para sahabatnya”.
Dia berkata: “Apakah ada di antara kalian yang hari ini berpuasa?
Umar bin al-Khattab menjawab, “Ya Rasulullah, aku tidak berniat puasa, maka pagi ini aku berbuka (sarapan)”
Abu Bakar berkata, “Kalau aku, sejak semalam sudah berkata pada diriku sendiri untuk puasa, maka aku puasa.”
Rasulullah SAW kemudian bertanya lagi, “Apakah ada di antara kalian hari ini yang menjenguk orang sakit?
Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami shalat dan berdoa denganmu, bagaimana kami dapat menjenguk orang yang sakit?”
Abu Bakar berkata: “Aku
mendengar bahwa adikku, Abdul Rahman bin Auf, merintih maka aku mencari
cara untuk bisa mengunjunginya ketika aku datang ke masjid“
Rasulullah SAW bertanya lagi, “Sudahkan ada di antara kalian yang bersedekah hari ini?
Umar berkata, “Ya Rasulallah, kami kan shalat dan berdoa bersamamu dan tidak sempat istirahat”
Abu Bakar berkata: “Ketika
aku masuk masjid di tengah jalan kujumpai pengemis, di tanganku ada
segenggam roti yang kudapat dari Abdurrahman, aku berikan kepadanya”
Rasulallah SAW kemudian bersabda,
“Aku beri kabar gembira untukmu (Abu Bakar, termasuk ahli) surga.”
Umar menggumam, “oh…oh… oh… ahli surga”
| ||
Pesan Kedua
Utsman radhiallahu anhu dan Infaq
Diriwayatkan
dari Tsamama bin Hazn al-Qusyairi, radhiallahu anhu, dia berkata: Aku
menyaksikan Peristiwa Dar (yaum al-dar), ketika mereka, penduduk
Madinah, memuliakan Ustman untuk bercerita amal-amal baiknya di hari
itu.
Ustman
berkata: “Tahukah kalian bahwa ketika Rasulallah sampai ke kota
Madinah, dan tak ada cadangan air (di kota itu) kecuali sumur milik
Raumah. Rasulallah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang membelinya dan menjadikan embernya dan ember kaum muslimin masuk ke sumur itu, niscaya baginya surga“
Aku
membelinya dari harta tabunganku. Hingga hari ini, aku larang diriku
sendiri untuk meminum air dari sumur itu hingga aku harus minum air
laut.
Mereka menjawab, “Ya”.
Utsman
berkata lagi, “Dan dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, tahukah
kalian bahwa (suatu hari) masjid itu sudah sempit dengan jamaah,
Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa
yang mau membebaskan tanah si fulan, niscaya diberikan kebaikan baginya
dari masjid itu hingga ke surga, aku membelinya dari hartaku. Hingga
hari ini aku cegah diriku untuk shalat dua rakaat di masjid itu”
Mereka berkata, “Ya”.
Ustman berkata lagi, “Dengan memuji Allah dan mengagungkan Islam, Tahukan kalian bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa di antara kalian yang membekali tentara, niscaya wajib baginya surga. Maka aku berikan perbekalan (pada tentara)“
Mereka berkata, “Ya Allah, ya benar”.
Ustman
berkata lagi, “Dengan memuji Allah, Tahukah kalian aku dulu berada di
gunung Tsabir di pinggir kota Mekah bersama-sama dengan Rasulullah SAW,
Abu Bakar dan Umar, maka tiba-tiba gunung terguncang, sehingga batunya
berjatuhan ke dasar, Rasulullah SAW menghindar dengan kakinya, dan
berkata:
“Tenanglah wahai (gunung) Tsabir. Sesungguhnya, di dekatmu ada seorang Nabi, seorang yang jujur dan dua orang yang menjadi syahid“
Mereka berkata, “Ya”.
Ustman berkata, “Allah Akbar, saksikanlah aku agar kelak masuk surga, wahai tuhan pemilik Ka’bah. Ia berucap tiga kali.
| ||
Pesan Ketiga
Terjaga dengan ibadah di waktu malam
Salah seorang tabiin (generasi setelah sahabat Nabi) berkata, saat itu mereka tengah merindukan surga dan para bidadarinya,
“Aku
akan membeli seorang bidadari dari sekian banyak bidadari surga dengan
mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu malam, aku tidak akan tidur sampai
aku selesai khatam tersebut”
Dia
sudah mengkhatamkan sebanyak dua puluh Sembilan juz, lalu rasa kantuk
menyerang hingga ia tertidur. Dalam tidurnya ia mimpi bertemu bidadari,
dan sang bidadari berkata berkata,
Apakah
engkau akan meminang bidadari sepertiku, dan engkau tertidur. Sementara
orang yang mencintaiku, aku haramkan tertidur. Karena aku dicipta untuk
setiap orang yang banyak melakukan shalat dan rajin bangun malam.
Mendengar
itu, ia terbangun, dan langsung melanjutkan usahanya, dan ia kemudian
berkata: Dengan izin dan rahmat Allah, aku berusaha untuk mendapatkan
semua ini, untuk mendapatkan salah satu dari bidadari itu.
Abu
Sulaiman Aldarini – belas kasihan Tuhan – suatu kali tertidur pada
suatu malam malam, dia dikenal sebagai ahli ibadah, seorang yang zuhud,
dan tulus kepada Allah, dan ketulusan dengan Tuhan, Yaman itu sendiri,
termasuk surga yang penuh kenikmatan.
Pada
suatu malam dia berkata, tidur dan diri kadang-kadang berbicara tentang
apa yang Anda inginkan dan apa yang ingin Anda dan termasuk cinta –
berkata: Aku melihat – sebagaimana yang sering dilihat oleh orang
tengah tidur, suatu kali bidadari datang kepadaku dan berkata:
“Inikah perbuatan orang-orang shalih?”
“Wahai Abu Sulaiman – Apakah engkau tertidur dan aku telah menunggumu sejak lima ratus tahun”
Tidak
ada Tuhan selain Allah, Sejak itu, ia tak lagi tidur kecuali hanya
sedikit saja, hal itu dimaksudkan agar ia sungguh-sungguh bertemu
dengannya.
| ||
Pesan Keempat
Bilal bin Rabah, radhiallahu anhu dan wudhu
Bilal
adalah bujang yang bekerja pada Abu Bakar, semoga Allah senang dengan
dia. Ia termasuk orang-orang yang pertama masuk Islam, karena itu ia
dihukum oleh kaumnya dan mereka memaksanya untuk bersaksi “Tuhanku Latta dan Uzza”.
Namun, Bilal tetap teguh berkata, “Ahad… ahad…”
Datanglah Abu Bakar dan membebaskannya dari perbudakan dengan membelinya seharga tujuh (sebagian mengatakan lima) kantong emas.
Rasululah
SAW kemudian menyatakannya sebagai manusia merdeka. Maka, sejak itu
Bilal menjadi muadzin Nabi, baik saat berdiam di Madinah atau saat
berperjalanan.
Abu Hurairah RA berkata: Suatu hari Rasulullah SAW beserta Bilal:
“Ceritakanlah
padaku satu pekerjaan yang dilakukan dalam Islam memberikan manfaat,
aku mendengar Nabi SAW mengatakan ia sudah mendengar suara sandal Bila
di surga. Bilal menjawab, aku tidak mengerjakan apa-apa, kecuali menjaga
wudhuku hingga seringkali aku shalat maghrib dengan wudhu shalat dzuhur”
| ||
Pesan Kelima
Di mana tokoh seperti Abu Dahdah sekarang
Abu
Dahdah, nama lengkapnya adalah Tsabit bin Dahdah al-Anshari, salah satu
pelaku sejarah perang Uhud dan menemui kematiannya pada perang
tersebut. Diriwayatkan dari Jabir bin Samrah bahwa Rasulullah SAW
bersabda,
Dan
diriwayatkan oleh Imam At-Tabrani dalam kitab Al-Awsat (2/517) dari
hadits Umar dengan lafadz, manakala ayat Allah SWT turun,
Abu Dahdah berkata, “Ya Rasulallah, apakah kita harus meminjamkan Allah dengan harta kita?”.
Rasulallah SAW menjawab, “Ya”
Dia berkata: Sesungguhnya aku punya dua dinding (lantai), satu di atas, satu lagi di bawah.. Aku telah meminjamkannya untuk Allah.
| ||
Pesan Keenam
Tidak Ghibah (Bergunjing)
| ||
dakwatuna.com | saputra51.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar