Pergilah Ke Negeri Yang Kekal |
Fiqhislam.com - "Dan
bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan Surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang
yang bertaqwa, yaitu orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan, dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri
sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas
dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain
Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka
mengetahui. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal
didalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang
beramal." (QS. Ali-Imran [3] : 133-136)
Rasulullah
shallahu alaihi wassalam dahulu seringkali berbicara tentang Surga.
Yang beliau maksud adalah keridhaan Allah. Sebagian orang pernah meminta
kekuasaan kepada beliau. Beliau bersabda, "Surga".
Orang-orang pun bertanya," Apa yang anda ingin kami lakukan?".
"Kalian jual diri kepada Allah," jawab beliau.
"Lalu apa yang akan kami dapat?" tanya mereka.
"Surga," jawab beliau.
Mereka berkata, "Kalau begitu, transaksi ini sangat menguntungkan. Kami tak akan membatalkanya".
Rasulullah
shallahu alaihi wassalam tidak menjanjikan kepada mereka istana, emas,
perak, atau kedudukan, tetapi semata-mata Surga.
Mereka
ditempa matahari, lapar, dan dahaga. Tubuh mereka cacat, karena
luka-luka. Mereka sakit, cerai-berai, diusir, dan dipenjara.
Tetapi, mereka tidak menghendaki apa-apa selain Allah, kemudian Surga.
Abdullah bin Hudzaifah, ketika menjadi tawanan, dibawa menghadap Raja Persia. Sang Raja berkata kepadanya, "Hai Abdullah bin Hudzaifah, apakah kamu bersedia keluar dari agama Muhammad dengan imbalan keberi separuh kerajaanku?"
Abdullah bin Hudzaifah menjawab, "Demi
Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sekedip matapun aku tidak akan
mundur dari agama Muhammad, walaupun engkau memberiku seluruh kerajaanmu
dan kerajaan bapak dan kakekmu!" ujarnya.
Rasulullah
shallahu alaihi wassalam mengajar para shahabat beliau bahwa dunia ini
berumur pendek, enam puluh tahun, tujuh puluh tahun. Betapapun laparnya
seseorang, betapapun dahaganya, betapapun ia tidur diatas tikar kasar,
dan betapa berat kesulitan yang ia hadapi, tapi dia beramal demi surga
yang luasnya seluas langit dan bumi.
Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda ketika sedang duduk bersama para shahabat di tempat kediaman Amir, "Tadi malam aku masuk Surga dan aku mendengar suara terompah Bilal". Lalu Rasulullah shallahu alaihi wassalam, bertanya kepada Bilal, "Bilal, apa yang dahulu kami lakukan, sehingga kamu masuk Surga?". Bilal menjawab, "Rasulullah,
saya tidak banyak berpuasa, shalat, atau sedekah. Hanya saja setiap
kali berwudhu, saya pasti shalat dua rakaat setelahnya," jawabnya.
Suatu hari Rasulullah shallahu alaihi wassalam, menyeru para shahabat dari atas mimbar:
"Adakah
yang menggiatkan diri menuju Surga? Sesungguhnya Surga itu, demi Allah
yang menggenggam jiwaku, adalah yang megah, cahaya yang gemerlap, sungai
yang bergelombang. Adakah yang menggiatkan diri menuru Surga?"
Para shahabat menyahut, "Kami, wahai Rasulullah."
"Ucapkan, 'insya Allah," pesan beliau.
Para
shahabat berangkat menuju perang Uhud dalam keadaan perut lapar,
kerongkongan haus, rumah berbuat dari tanah. Mereka patahkan sarung
pedang dengan lutut, karena mereka menghendaki Surga. Sewaktu berhadapan
dengan kaum kafir, sebagian dari mereka melarikan diri. Tapi Anas ibnun
Nadhr terus bertempur. Sa'ad bin Mu'adz bertanya, "Kemana kamu hendak pergi, Anas?"
Ia menjawab, "Menjauhlah
dariku, Sa'ad! Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, sungguh aku
mencium bau Surga merebak dari kaki Gunung Uhud!"
Kaum Muslimin berbaris dalam perang Badr. Rasulullah shallahu alaihi wassalam lalu tampil dengan baju besinya, dan bersaba, "Hai
pasukan Badr, demi Allah, sungguh dia telah memperindah surga untuk
kalian. Jarak antara kalian dan Surga tidak lebih dari sekadar kalian
terbunuh oleh mereka. Dengan begitu kamu akan masuk Surga".
Rasulullah
shallahu alaihi wassalam menyerukan jihad. Hanzhalah yang sedang
menikmati malam pertama pengantin dan belum mandi junub, ikut berangkat.
Ia sandang pedangnya dan bertmpur sampai syahid terbunuh.
Rasulullah shallahu alaihi wassalam menatap ke arah langit, tapi kemudian beliau palingkan lagi wajahnya. "Coba tanya keluarga Hanzhalah, apa yang telah dilakukannya!" pinta beliau.
Para
shahabat pun menanyai mereka. Mereka mengantarkan bahwa dia berangkat
perang dalam keadaan junub. Kemudian Rasulullah shallahu alaihi wassalam
memberitahu mereka bahwa para malaikat telah memandikannya. Selamat
buat dia!"
إِنَّ
اللّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ
لَهُمُ الجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ فَيَقْتُلُونَ
وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنجِيلِ
وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنَ اللّهِ فَاسْتَبْشِرُواْ
بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١١
"Sesungguhnya
Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka
dengn memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah,
sehingga mereka membunuh atau dibunuh, (sebagai) janji yang benar dari
Allah di dalam Taurat, Injil, dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih
menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang
telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah [9] : 111)
Yang
paling kita takutkan adalah kalau kita tunduk kepada dunia, puas dengan
istana dunia, dengan villa dunia, dan meninggalkan surga yang luasnya
seluas langit dan bumi. Lebih dari itu, di sana pun tidak ada penyakit,
tidak ada kegilisahan, kecemasan, maupun kesedihan. Mereka juga tidak
kecing, membuang kotoran, dan tidak sedih. Hati mereka satu, bersih dari
iri, dengki, dan dendam.
Rasulullah shallahu alaihi wassalam, bersabda, "Aku masuk Surga dan melihat sebuah istana putih. Aku bertanya, 'Milik siapa istana ini?' Mereka menjawab, 'Miliki Umar ibn Khaththab'. Aku ingin masuk, tetapi teringat kecemburuan Umar. Mendengar itu, Umar menangis. Katanya, 'Apakah saya akan cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?'."
Seolah-olah dia berkata, "Engkaulah
yang memberi hidayah kepadaku, sehigga aku masuk Islam. Engkau yang
mengenalkan aku kepada Allah. Engkau pula yang memasukkan aku ke Surga
dengan izin Allah. Mana mungkin aku cemburu kepadamu, wahai Rasulullah?"
Kemudian Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda, "Siapa yang bersedia membunuh Khalid bin Sufyan, salah seorang penjahat, dan aku jamin masuk Surga?"
Abdullah bin Unais, seorang pemuda berusia tiga puluh tahun, spontan menjawab, "Apakah Anda jamin saya masuk Surga, wahai Rasulullah?"
Beliau menegaskan, "Aku jamin masuk Surga!"
Tidak lama setelah itu, Abdullah bin Unais, membunuhnya dan membawa kepalanya kepada beliau. Katanya, "Rasulullah, berilah saya sesuatu yang menjadi tanda bahwa saya merupakan salah satu penghuni Surga".
Rasulullah shallahu alaihi wassalam bersabda, "Ambillah
tongkat ini sebagai tanda (perjanjian) antara aku dan kamu sewaktu kita
bertemu Allah di hari Kiamat di mana kamu bertelekan padanya. Orang
yang bertelekan pada tongkat di Surga jumlahnya sedikit".
Abdullah
pun mengambil tongkat itu dengan penuh keyakinan. Karena itu, dia
selalu membawanya, saat tidur maupun bangun. Bahkan saat matipun tongkat
itu dikubur bersamanya. Dia akan membawanya bertemu Rasulullah shallahu
alaihi wassalam di hari Kiamat, dan akan bertelekan padanya di dalam
Surga.
Seorang
pria Badui menghadap Nabi shallahu alaihi wassalam, lalu menyatakan
beriman dan mengikuti beliau. Dalam peperangan Nabi shallalahu alaihi
wassalam berhasil mendapatkan tawanan wanita. Beliau membagikannya
kepada para pasukan, termasuk kepada orang Badui tadi.
Tetapi orang itu berkata, "Bukan untuk ini saya mengikut Anda."
Rasulullah shallahu alaihi wassalam, bersabda, "Kalau kamu jujur, pasti Allah akan membalas kejujuranmu."
Kemudian,
Allah memberinya apa yang ia angan-angankan. Ia terbunuh dalam
pertempuran dan menjadi salah seorang Syuhada. Wallalu'alam.
eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar