Raih Surga dengan Kata-Kata |
Fiqhislam.com
- Kata-kata adalah nutrisi dan penawar segala penyakit. Lidah adalah
roda kemudi. Karena itulah, mengapa orang yang mengalami kegundahan,
kesedihan, stress atau depresi, akan menjadi lebih baik ketika
mendapatkan siraman kata-kata sejuk yang menghibur.
Hal
ini menunjukkan betapa hebatnya fungsi ucapan yang meluncur dari lidah
seseorang. Tak semua ucapan ditujukan untuk menyampaikan informasi dan
membentuk pengertian.
Saat kita mengucapkan, "Selamat pagi! Apa kabar?"
kita tidak bermaksud mencari keterangan. Tapi hal itu upaya agar orang
lain merasa apa yang disebut oleh Teori Analisis Transaksional sebagai, 'Saya Oke-Kamu Oke'.
Yaitu komunikasi yang ditujukan untuk menimbulkan kesenangan.
Sebaliknya, perkataan yang buruk atau komunikasi yang gagal akan
menimbulkan hubungan sosial yang tidak harmonis.
Maka dari itu, Allah swt. berfirman, "Hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya
syaithan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka." (QS Al-Isra': 53)
Renungkanlah perumpamaan yang Allah SWT gambarkan dalam Al-Quran,
"Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, yaitu akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat." (QS Ibrahim: 24-25)
Berinfaklah dengan perasaan Anda...
Sungguh,
kita kaya dan berkuasa atas perasaan yang kita miliki. Maka
sedekahkanlah kekayaan bathin itu untuk keluarga dan orang-orang
terdekat kita. Jangan halangi mereka dari merasakan perasaan-perasaan
itu. Berkatalah pada istri, suami atau kerabat dan orang terdekat dengan
mulut yang terbuka dengan sempurna, lalu selamilah isi hati kita.
Usahakanlah selalu agar mereka tidak merasa bahwa kita pelit hati, walau
tangan sering bersedekah. Jangan buat mereka gersang dan haus akan
kesejukan hati kita. Janganlah bakhil mencurahkan kemurahan hati kita,
padahal mereka mengetahui bahwa kita memiliki kemurahan itu. Apakah air
sejuk hati ini begitu dalam, sehingga tak dapat dirasakan seperti halnya
air di sumur yang dalam?
Atsar berikut bisa kita renungkan. Isteri terbahagia di antara para wanita, yaitu 'Aisyah meriwayatkan dari Rasulullah saw.
"Surga adalah tempat orang yang bermurah hati." (HR Ibnu 'Ady).
Maka
bangunlah surga dengan kedermawanan kata-kata yang baik dan lembut,
pujian yang semerbak serta luapan perasaan cinta kasih. Karena kata-kata
yang baik adalah mata air kehidupan bagi hati dan jiwa, lebih-lebih
hati dan jiwa wanita. Jangan bakhil terhadap sepotong kata yang baik.
Kenapa harus berat mengucapkan kata-kata menyejukkan? Apakah sepotong
kata yang dikeluarkan membuat harta berkurang? Apakah sepenggal kalimat
baik yang kita ucapkan membuat kita terbebani? Alangkah indahnya jika
kita menjunjung syiar Islam, yaitu membahagiakan orang lain. Dan orang
lain yang paling utama kita bahagiakan, adalah keluarga dan orang
terdekat.
Sabda Rasulullah SAW, "Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah setelah amal fardhu, yaitu memberikan kegembiraan pada orang muslim." (HR Ath-Thabrany)
Kata-kata
lembut antara suami-istri mengandung pesan hati serta jiwa yang begitu
dalam. Dan setelahnya, Insya Allah akan lahir kebahagiaan agung yang
mencairkan segala kebekuan. Sinarilah rumah tangga dengan kata-kata baik
nan lembut, maka Anda sudah membangun satu pondasi kokoh bagi
pernikahan. Dengan ucapan yang menyejukkan hati, rumah terisi dengan
cahaya saling memaafkan, cahaya toleransi dan cahaya cinta. Akhirnya,
hati dan jiwa pun saling menyatu.
Oleh Muhammad Masnur Hamzah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar