Dosa Besar
Perbuatan dosa menurut agama islam adalah ketidaktaatan
baik mengerjakan hal-hal yang dilarang maupun mengabaikan perintah / suatu
perbuatan yang dilakukan seorang muslim yang menyimpang dari apa-apa yang
diperintahkan oleh Alloh SWT. Tidak melakukan perintah Alloh yang harus / wajib
dilakukan. dan melakukan apa yang tidak boleh / dilarang olehNya.
Secara umum dosa itu di bagi menjadi 2 macam
yaitu dosa besar (kaba’ir) dan dosa kecil (shogho’ir).. Tapi kita sebagai umat
muslim jangan memandang suatu dosa itu dari ukuran kecil atau besar, karena
dosa kecil maupun besar tetap saja perbuatan dosa. Seperti banyak contoh,
misalnya tidak sedikit kalangan muslim memandang sebuah dosa itu ukurannya
kecil, sehingga mereka tidak takut akan balasan yang nyata dari Alloh SWT dan
melakukan dosa itu secara terus menerus. Jangan sampai kita tertipu dalam
godaan syetan karena dalam al-qur’an Alloh SWT telah berfirman syetan adalah
musuh yang nyata bagi kita. Sehingga kita terlena dalam dosa yang berlanjut dan
tidak terasa kita sudah cukup tiket untuk masuk ke dalam neraka, naudzubillah
himindalik. Karena di dalam sebuah ayat
Al-qur’an Alloh SWT berfirman dalam surat Allail ayat 15 yang artinya “Tidak
ada yang masuk kedalamnya (neraka) kecuali orang yang paling celaka.”
Dosa besar (Kaba’ir) dan
dosa kecil (Shagha’ir)
Kaba’ir adalah setiap dosa yang mengakibatkan hukuman di dunia atau
diancam oleh Allah dengan ancaman yang khusus di akhirat; mendapatkan adzab,
laknat dan kemarah-Nya. Sebagian ulama berpendapat, kaba’ir adalah dosa yang
dilakukan seseorang dengan menganggap enteng dan merasa bangga.
Didalam hadist di
ceritakan bahwa rosululloh telah bersabda:
"Tidakkah
aku ceritakan kepadamu tentang dosa-dosa yang besar (3x). Mereka menjawab, ‘Ya,
wahai Rasulullah’. Beliau bersabda, ‘Yaitu menyekutukan Allah, durhaka pada
orang tua -pada waktu itu beliau bersandar kemudian duduk, kemudian bersabda-
demikian juga persaksian palsu dan ucapan palsu’. Beliau selalu
mengulang-ulangnya sehingga kami berkata, ‘Andaikan beliau diam’" (HR Bukhari Muslim).
"Beliau
bersabda, ‘Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan (7 dosa besar)’. Mereka
berkata, ‘Apa saja, wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda, ‘Menyekutukan Allah,
sihir, membunuh, memakan riba, makan harta anak yatim, berpaling dari medan
perang, dan menuduh keji wanita mu’minat baik-baik’" (HR Bukhari Muslim).
- Syirik (menyekutukan Allah)
Syirik adalah menyamakan
Allah dengan yang lain dalam hal-hal yang menjadi kekhususan-Nya. Seperti
memuja dan mempercayai adanya kekuatan selain AllohSWT misalnya kepada jin /
syetan / benda2 keramat atau yang lainnya selain Alloh SWT.
Syirik dapat digolongkan
menjadi dua macam: syirik besar (asy-syirku al-akbar) dan syirik kecil
(asy-syirku al-asghar).
- Syirik Besar
Syirik akbar adalah syirik dalam beribadah
dengan menjadikan tuhan-tuhan selain Allah. Allah berfirman,
Allah berfirman, dalam beberapa
surat dalam al-qur’an.
Maha
Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqaan (yaitu al-Qur’an) kepada hamba-Nya,
agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam.
Yang
kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(-Nya), dan Dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.
Kemudian mereka mengambil ilah-ilah selain Dia (untuk disembah), yang tidak menciptakan sesuatu apapun, bahkan mereka sendiripun diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa’atan dan tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.
(Al-furqon ayat 1-3).
Kemudian mereka mengambil ilah-ilah selain Dia (untuk disembah), yang tidak menciptakan sesuatu apapun, bahkan mereka sendiripun diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa’atan dan tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.
(Al-furqon ayat 1-3).
Maka
apabila mereka naik kapal mereka mendo’a kepada Allah dengan memurnikan
keta’atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat,
tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah), (29. Al ‘Ankabuut : 65)
Sesungguhnya
orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan
merasa puas dengan kehidupan di dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan
itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat kami,
mereka
itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.
(10. Yunus : 7-8)
(10. Yunus : 7-8)
Sesungguhnya
Allah memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh ke dalam
surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.Dan orang-orang yang kafir itu
bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang-binatang.Dan neraka adalah tempat tinggal mereka. (47. Muhammad : 12)
Apakah
kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi), itu
adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. (50. Qaaf : 3)
Katakanlah:"Jika
kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (3. Ali
Imran : 31)
Diriwayatkan,
ketika Adi bin Hathib r.a. mendengarkan Rasulullah saw. membaca ayat di atas,
ia berkata, "Wahai rasulullah, kami dahulu tidak pernah menyembah
mereka". Kemudian Nabi saw, bersabda, "Bukankah mereka menghalalkan
untukmu apa yang diharamkan oleh Allah kemudian kamu menghalalkannya, dan
mereka mengharamkan untukmu apa yang dihahalkan oleh Allah kemudian kamu
mengharamkannya?" Ia menjawab, "Memang ya". Rasulullah bersabda,
"Yang demikian itu berarti menyembah mereka" (HR Tirmidzi).
Dan
di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
Hari Kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksa-Nya (niscaya mereka menyesal). (2. Al Baqarah : 165)
Sebagian
ulama menjelaskan andaad (tandingan-tandingan) adalah apa saja yang bisa
mencabut dari Islam, seperi harta, pangkat, keluarga, dll. (Lihat juga QS
At-Taubah/9: 24).
Katakanlah:"Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih
daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik. (9. At Taubah : 24).
"Rasulullah
bersabda, "Barang siapa beramal dengan menyekutukan Aku di dalamnya, maka
amal itu diperuntukkan bagi sesuatu yang disekutukan dengan Aku, sedangkan Aku
berlepas darinya."
(HR Muslim)"
Berdasarkan ayat-ayat
al-qur’an dan hadist tersebut di atas kita bisa tahu dan dapat menyimpulkan
bahwa kita seringkali melihat kehidupan di masyarakat yang berhubungan dengan
syirik, bahkan mungkin kita secara tidak sadar melakukannya, diantaranya :
- Pemujaan dan do’a pada selain Allah / kepercayaan adanya kekuatan selain Alloh SWT seperti jin, berhala, benda-benda keramatserta kepercayaan akan ramalan-ramalan dan lain-lain.
- Hidup tanpa tujuan dan merasa tenang, tenteram, dan ridla dengan kehidupan dunia, tanpa mengingat akhirat sedikitpun.
- Tidak mentaati Allah SWT secara mutlak.
- Menjadikan tandingan-tandingan untuk Allah dengan mencintainya melebihi kecintaannya kepada Allah.
- Syirik Kecil
Adapun syirik kecil yang
bersifat batiniyah seperti riya’ (memperlihatkan amal), sum’ah (memperdengarkan
amal), dan yang bersifat lahiriah anatara lain bersumpah dengan selain Allah,
mengatakan ‘Jika dikehendaki oleh Allah dan kamu’, memakai jimat.
Syirik kecil walaupun
tidak menghilangkan keimanan seseorang, tetapi dapat menggerogotinya sehingga
semakin lama semakin berkurang tanpa disadari.
"Rasulullah
bersabda, "Barang siapa beramal dengan menyekutukan Aku di dalamnya, maka amal itu
diperuntukkan bagi sesuatu yang disekutukan dengan Aku, sedangkan Aku berlepas
darinya." (HR Muslim)"
Akibat-akibat yang
ditimbulkan dari perbuatan Syirik :
Syirik adalah kedzaliman
yang paling besar, karena yang didzalimi adalah Allah SWT.
Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya:"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (31. Luqman : 13)
- Tidak diampuni Allah SWT.
Sesungguhnya Allah tidak
mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, Dan Dia mengampuni dosa
yang lain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat
sejauh-jauhnya. (4. An Nisaa : 116)
- Haram masuk surga.
Sesungguhnya telah
kafirlah orang-orang yang berkata:"Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih
putera Maryam", padahal Al-Masih (sendiri) berkata:"Hai Bani Israil,
sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu". Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun. (5. Al Maidah : 72)
- Terhapusnya semua amal.
Dan sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu
mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi. (39. Az-Zumar : 65)
- Jauh dari petunjuk Allah
dengan ikhlas kepada
Allah, tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Barangsiapamempersekutukan
sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh. (22. Al Hajj
: 31)
Dalam tafsir Ibnu Katsir
dikatakan bahwa ini merupakan perumpamaan Allah untuk orang musyrik dalam hal
kesesatan, kebinasaan dan kejauhannya dari petunjuk.
- Sihir
Sihir adalah mengungkap sesuatu yang sebabnya samar
dan tersembunyi sehingga seolah-seolah mengetahui yang ghaib. Para ahli sihir
mengungkapkannya dengan meminta bantuan jin (ruh-ruh jahat dan syaithan).
Mereka mendatangkan jin untuk dimintai petunjuk dan pertolongan.
Dan
bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan
kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka
dosa dan kesalahan. (72. Al Jin : 6)
Dalam kehidupan
sehari-hari, banyak ditemukan sihir, misalnya, perdukunan (kahanah), peramalan
(‘arrafah), mantera-mantera (ruqyah yang terlarang), santet, pelet, sulap dan
akrobat (telepati), jailangkung, dll.
Hukum sihir
Sihir termasuk syirik
terhadap rubbubiyah Allah, karena mengaku-aku mengetahui yang ghaib, padahal
yang mengetahui hal-hal yang ghaib itu hanya Allah saja. Di sisi lain, sihir
juga termasuk syirik terhadap uluhiyatullah, karena mengabdi kepada jin dengan
amalan-amalan tertentu.
Nabi bersabda, "Sesungguhnya
mantera, jimat-jimat dan tiwalah adalah syirik" (HR Imam Ahmad). Tiwalah
adalah sejenis sihir yang digunakan untuk membuat seorang wanita mencintai
suaminya.
Allah mengungkapkan
sihir dengan kata ‘kufur’ dalam firman-Nya,
Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal
Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang
kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang
diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan Marut,
sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum
mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu
kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan
sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya.
Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada
seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang
memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka
telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir
itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (2. Al Baqarah :
102)
Ungkapan ‘kufur’ dalam
ayat di atas bertujuan untuk membuat manusia menjauhi dan membenci sihir, dan
menjelaskan bahwa sihir termasuk dosa besar.
Hukuman bagi para tukang
sihir adalah dibunuh jika diketahui bahwa ia tukang sihir
Sebagaimana yang
ditetapkan Umar bin Khaththab r.a. pada masa kekhalifahannya, "Hendaknya
kalian membunuh tukang-tukang sihir baik laki-laki maupun perempuan".
Tentang
orang-orang yang datang pada tukang sihir, Rasulullah saw. bersabda, "Tiga
orang yang tidak masuk surga, yaitu peminum khamr, pemutus silaturrahim, dan
orang yang membenarkan sihir" (HR Imam Ahmad).
Dalam kenyataan,
orang-orang yang menggunakan sihir tidak pernah mendapatkan kemenangan dan
keberhasilan.
Dan
lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang
mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya
tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja
ia datang". (20. Thaahaa : 69)
- Durhaka Kepada Orang Tua
Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (31. Luqman : 14)
Dalam ayat ini Allah
merangkaikan bersyukur kepada kedua orang tua dengan bersyukur kepada Allah.
Ini menunjukkan betapa pentingnya berbuat baik kepada kedua orang tua.
Abdullah
ibnu Abbas berkata, "Ada tiga ayat dalam Al-Qur’an yang merangkaikan satu
perintah dengan perintah yang lain, yang tidak diterima tanpa mengamalkan
rangkaian tersebut, yaitu (1) ayat ‘taati Allah dan taatilah Rasul’, Barang
siapa yang mentaati Allah tetapi tidak mentaati Rasul, maka tidak diterima; (2)
‘Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat’. Barang siapa yang menjalankan shalat
tetapi tidak menjalankan zakat, maka tidak akan diterima; dan (3) ‘Bersyukurlah
kamu kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu’. Barang siapa yang bersyukur
kepada Allah tetapi tidak bersyukur kepada orang tua, maka tidak akan
diterima’".
Rasulullah
saw. bersabda, "Ridla Allah terletak pada ridla kedua orang tua, dan
kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua" (HR Tirmidzi).
"Tidak
akan masuk surga orang yang durhaka kepada orang tua, orang mengungkit-ungkit,
dan peminum khamr" (HR Bukhari Muslim).
"Allah
melaknat orang yang mengumpat bapaknya, Allah mencaci orang yang mengumpat
ibunya’ (HR Ibnu Hibban).
"Semua
dosa diakhirkan balasannya oleh Allah apa yang Ia kehendaki sampai hari kiamat
kecuali durhaka kepada orang tua. Sesungguhnya Allah menyegerakan siksaan orang
yang durhaka kepada kedua orang tua di dunia" (HR Hakim).
"Tiga
do’a yang selalu dikabulkan, yaitu do’anya orang yang teraniaya, do’anya orang
yang sedang bepergian, dan do’a (buruk) orang tua atas anaknya" (HR
Tirmidzi).
Said
Hawwa rahimahullah berkomentar dalam kitabnya, Jundullah, "Kita sekarang
hidup dalam satu generasi yang mendurhakai bapak ibunya dan lebih
mendahulukan/mengutamakan berbuat baik pada teman dan isterinya. Ini adalah
sikap dan pemahaman yang terbalik. Seorang muslim adalah tuan bagi isterinya,
sedangkan orang tuanya adalah tuan baginya (seorang muslim) sehingga kedua
orang tua itu tuan bagi isterinya. Dengan demikian jika ia menjadikan kedua
orang tuanya harus mengikuti kehendak isterinya, maka ia telah memutar balik
ajaran agamanya. Demikian juga dengan temannya".
Hak ibu untuk dihormati
lebih besar daripada ayah, karena ibu lebih berat menanggung penderitaan sejak
mengandung hingga mengasuh anaknya.
Diriwayatkan
dalam sebuah hadits, ada seorang datang kepada Rasulullah saw. lalu bertanya,
‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berhak saya pergauli dengan
baik?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’. Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa’. Beliau
menjawab, ‘Ibumu’. Ia bertanya lagi, ‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab,
‘Ibumu’. Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Kemudian bapakmu’ (HR Bukhari
Muslim).
Dalam kisah disebutkan
bahwa Al-Qomah menjelang wafatnya, lisannya terkunci, tidak mampu melafalkan
laa ilaah illallah. Setelah diselidiki, ternyata ibunya yang telah tua tidak
meridlainya. Kemudian ketika ibunya berhasil dibujuk dan memaafkan Al-Qomah,
maka lancarlah ia mengucapkan laa ilaaha illallah dan akhirnya meninggal dunia
dengan tenang.
Contoh lain durhaka
terhadap orang tua adalah tidak mengajak musyawarah dalam urusan rumah tangga,
tidak mendahulukan mereka dalam pemberian, menyia-nyiakan keduanya khususnya di
masa tuanya, tidak mengikuti keinginannya yang baik, selalu memprotes dengan
keras, dll.
- Lari dari Medan Perang (Desersi)
15.
Hai orang-orang beriman, apabila kamu bertemu orang-orang yang kafir yang
sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).
16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah meraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.
(8. Al Anfaal : 15-16)
16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan lain, maka sesungguhnya orang itu kembali membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah meraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.
(8. Al Anfaal : 15-16)
Dari ayat di atas dapat
diambil beberapa ibrah sebagai berikut:
- Seorang mu’min yang berjihad di jalan Allah wajib menanggung penderitaan karena sebenarnya umur ada di tangan Allah.
- Lari dari medan tempur merupakan dosa besar karena dapat mendatangkan bahaya bagi tentara Islam dan kaum muslimin. Rasulullah besabda, "Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan…" yang salah satunya adalah lari dari medan perang.
- Boleh lari dari medan perang jika merupakan strategi untuk mengecoh musuh, bergabung dengan pasukan lain, dan dalam keadaan darurat.
- Pertolongan ada di tangan Allah, maka wajib bagi setiap mu’min untuk bertawakal kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal.
- Persaksian Palsu
Allah dan rasul-Nya
mensejajarkan persaksian palsu dengan syirik.
Demikianlah (perintah
Allah). Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka
itu adalah lebih baik baginya di sisi Rabbnya. Dan telah dihalalkan bagi kamu
semua binatang ternak, terkecuali yang diterangkan kepadamu kaharamannya, maka
jauhilah olehmu barhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan
yang dusta. (22. Al Hajj : 30)
Dan dalam hadits,
Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat, tidak akan bergeser kedua kaki
orang yang bersaksi palsu sehingga wajib baginya neraka" (HR Ibnu Majjah
dan Hakim).
Orang yang bersaksi
palsu berarti telah melakukan beberapa dosa besar sekaligus:
- Dosa menipu, Rasulullah bersabda, "Seorang mu’min bisa diberi watak apa saja kecuali khiyanat dan dusta" (HR Al-Bazar dan Abu Ya’la).
- Dosa berbuat aniaya kepada orang yang mendapatkan hukuman karena persaksian palsunya, sehingga ada seseorang yang diambil hartanya, direndahkan martabatnya, dan dihilangkan nyawanya tanpa haq.
- Dosa berbuat aniaya kepada seseorang yang mendapatkan keuntungan karena kesaksian palsunya, sehingga orang tersebut masuk neraka. Raulullah bersabda. "Barang siapa yang mendapatkan harta saudaranya tanpa haq, karena keputusan saya, maka hendaknya jangan ia mengambilnya, karena aku memberikan kepadanya sepotong api neraka’ (Muttafaq ‘alaih).
- Dosa menghalalkan apa-apa yang diharamkan dan dijaga oleh Allah, baik berupa harta, harga diri maupun darah.
Kasimpulan : Kita
sebagai umat islam janganlah terjebak oleh godaan-godaan syetan yang merupakan
musuh yang nyata bagi kita, sehingga kita akan menjadi bagian dari mereka di
yaumul kiyamah dan menjadikan neraka sebagai persinggahan terakhir bagi kita.
Naudzubillah summa naudzubillah…. Syetan akan menggoda manusia dengan berbagai
cara, sehingga kita di butakan oleh perbuatan-perbuatan dosa yang tanpa
disadari tlah kita lakukan berulangkali dan menjerat kita. Kenali dosa-dosa itu,
dan dengan mendekati serta ikut menjadi bagian dari majlis ta’lim, menggali dan
belajar ilmu agama islam secara terus-menerus, menjalankan apa yang menjadi
perintah Alloh SWT dan menjauhi laranganNya serta meyakini sepenuh hati hanya
Alloh SWT yang menjadi tuhan kita satu-satunya semoga menjadikan kita tahu akan
semua yang harus kita lakukan dan kita jauhi / tidak boleh dilakukan. Juga
semoga Alloh SWT selalu melindungi kita dari godaan syetan yang terkutuk. amiiin..
Semoga bermanfaat
Disadur dari berbagai
sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar