Ensiklopedi Hukum Islam: Istilah Akhirat dalam Al-Quran |
Fiqhislam.com
- Akhirat adalah alam terakhir yang dilalui umat manusia setelah alam
dunia. Secara etimologis berarti "yang terakhir/yang kemudian.
Secara luas, akhirat diartikan sebagai suatu masa, tempat atau perihal kehidupan seseorang setelah selesai menjalani kehidupan di dunia. Dalam arti sempit, akhirat adalah suatu masa setelah manusia dibangkitkan dari kematiannya dan dikumpulkan di hadapan Allah SWT.
Sebagaimana firman-Nya, "Katakanlah, Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya." (QS. 45: 26).
Alquran menyebut beberapa istilah untuk menggambarkan arti alam akhirat sebagai berikut:
1. Al-Qari'ah (mala petaka yang menggentarkan), seperti pada ayat, "Hari kiamat (al-qari'ah). Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran." (QS. 101: 1-4).
2. Al-Haqqah (yang pasti terjadi), seperti pada ayat, "Hari kiamat (al-Haqqah). Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. 69: 1-3).
3. Al-Waqi‘ah (peristiwa besar), seperti pada ayat, "Apabila terjadi hari kiamat (Al-Waqi'ah), terjadinya hari kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal).” (QS. 56: 1-2).
4. As-Sa'ah (saat kehancuran), seperti pada ayat, “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit (as-Sa'ah). Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah’.” (QS. 33: 63).
5. Yaum Al-Ba‘s (hari berbangkit), seperti pada ayat, “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit (yaum al-Ba's), maka inilah hari berbangkit itu, akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya).” (QS. 30: 56).
Secara luas, akhirat diartikan sebagai suatu masa, tempat atau perihal kehidupan seseorang setelah selesai menjalani kehidupan di dunia. Dalam arti sempit, akhirat adalah suatu masa setelah manusia dibangkitkan dari kematiannya dan dikumpulkan di hadapan Allah SWT.
Sebagaimana firman-Nya, "Katakanlah, Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya." (QS. 45: 26).
Alquran menyebut beberapa istilah untuk menggambarkan arti alam akhirat sebagai berikut:
1. Al-Qari'ah (mala petaka yang menggentarkan), seperti pada ayat, "Hari kiamat (al-qari'ah). Apakah hari kiamat itu? Tahukah kamu apakah hari kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang bertebaran." (QS. 101: 1-4).
2. Al-Haqqah (yang pasti terjadi), seperti pada ayat, "Hari kiamat (al-Haqqah). Apakah hari kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah hari kiamat itu?” (QS. 69: 1-3).
3. Al-Waqi‘ah (peristiwa besar), seperti pada ayat, "Apabila terjadi hari kiamat (Al-Waqi'ah), terjadinya hari kiamat itu tidak dapat didustakan (disangkal).” (QS. 56: 1-2).
4. As-Sa'ah (saat kehancuran), seperti pada ayat, “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit (as-Sa'ah). Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah’.” (QS. 33: 63).
5. Yaum Al-Ba‘s (hari berbangkit), seperti pada ayat, “Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit (yaum al-Ba's), maka inilah hari berbangkit itu, akan tetapi kamu selalu tidak meyakini(nya).” (QS. 30: 56).
6. Yaum al-Qiyamah (hari kiamat), seperti pada ayat, “Dan pada hari kiamat (yaum al-qiyamah) mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat...” (QS. 2: 85).
7. Yaum al-Jam‘u (hari berkumpul), seperti pada ayat, "Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Alquran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (yaum al-jam’u)." (QS. 42: 7).
8. Yaum at-Taghabun (hari tersingkapnya seluruh aib), seperti pada ayat, “(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab, yaum at-taghabun), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan.” (QS. 64: 9).
9. Yaum al-Hisab (hari perhitungan/berhisab), seperti dalam ayat, "Dan mereka berkata, Ya Tuhan kami, cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab (yaum al-hisab).” (QS. 38: 16).
10. Yaum al-Fasl (hari keputusan), seperti pada ayat, ”Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.” (QS. 37: 21).
11. Yaum ad-Din (hari pembalasan), yang antara lain disebut pada ayat, ”Yang menguasai hari pembalasan (yaum ad-din).” (QS. 1: 4).
12. Al-Akhirah (saat terakhir), seperti pada ayat, “… serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. 2: 4).
13. Al-Ghasyiyah (pembalasan), yang antara lain disebut pada ayat, “Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan (al-ghasyiyah)?” (QS. 88: 1).
7. Yaum al-Jam‘u (hari berkumpul), seperti pada ayat, "Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Alquran dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (yaum al-jam’u)." (QS. 42: 7).
8. Yaum at-Taghabun (hari tersingkapnya seluruh aib), seperti pada ayat, “(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab, yaum at-taghabun), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan.” (QS. 64: 9).
9. Yaum al-Hisab (hari perhitungan/berhisab), seperti dalam ayat, "Dan mereka berkata, Ya Tuhan kami, cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan bagi kami sebelum hari berhisab (yaum al-hisab).” (QS. 38: 16).
10. Yaum al-Fasl (hari keputusan), seperti pada ayat, ”Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.” (QS. 37: 21).
11. Yaum ad-Din (hari pembalasan), yang antara lain disebut pada ayat, ”Yang menguasai hari pembalasan (yaum ad-din).” (QS. 1: 4).
12. Al-Akhirah (saat terakhir), seperti pada ayat, “… serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. 2: 4).
13. Al-Ghasyiyah (pembalasan), yang antara lain disebut pada ayat, “Sudah datangkah kepadamu berita (tentang) hari pembalasan (al-ghasyiyah)?” (QS. 88: 1).
Sumber: Ensiklopedi Hukum Islam
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar