Maulid / Hari Lahir Nabi Muhammad saw
Sejarah Maulid
Perayaan Maulid Nabi diperkirakan pertama kali
diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, seorang gubernur Irbil, di Irak pada
masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (1138-1193). Adapula yang
berpendapat bahwa idenya sendiri justru berasal dari Sultan Salahuddin sendiri.
Tujuannya adalah untuk membangkitkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, serta
meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu, yang sedang terlibat dalam Perang Salib melawan
pasukan Kristen Eropa dalam upaya memperebutkan kota Yerusalem.
Hadist
sabda Nabi:
“Pada mulanya Islam itu asing dan akan kembali asing dan akan kembali
asing, maka berbahagianlah bagi orang-orang asing, yakni mereka yang telah
menghidupkan sunah Nabi, setelah dirusak orang. Orang yang berpegang teguh
dengan sunahku ketika terjadi wabah dekadensi moral, pahalanya sama dengan
pahala seratus orang yang mati syahid.” (HR. Ibnu Abbas)
(Sambutlah Maulid ini dengan melaksanakan
sunnah-sunnah nabi Muhammad saw)
KISAH
SHALAWAT
PADA RASULULLAH
Imam al-Ghazali
Dikisahkan, ada seseorang melihat satu makhluk yang sangat jelek di padang sahara. Lalu dia bertanya, "Siapakah kamu?' "Aku amalan jelekmu," jawab makhluk itu. "Apa yang dapat menyelamatkanku darimu?" "Shalawat kepada Nabi Saw., sebagaimana sabda beliau,
"Shalawat itu berada di atas cahaya, di atas ash-shirath. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku pada hari Jum'at sebanyak delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun."
Kisah lain, ada seseorang yang tidak pernah bershalawat pada junjungan kita, Muhammad Saw. Pada suatu malam, ia bermimpi bertemu dengan Nabi Saw. Beliau tidak menoleh kepadanya. Oleh karena itu dia bertanya, "Ya Rasulullah, apakah Anda marah kepada saya?" "Tidak," jawab Nabi Saw. "Lalu mengapa Anda tidak memandang saya?" "Karena aku tidak mengenalmu. Bagaimana Anda tidak mengenal saya, padahal saya termasuk umat Anda? Para ulama mengatakan bahwa Anda lebih mengenal umat Anda daripada seorang ibu mengenal anaknya."
"Mereka benar, tetapi engkau tidak mengingatku dengan shalawat. Sebab aku mengenal umatku menurut kadar shalawat mereka kepadaku." Setelah terbangun, orang itu mewajibkan dirinya selalu bershalawat kepada Nabi Saw seratus kali sehari. Selang beberapa waktu ia bermimpi lagi bertemu Rasulullah Saw. Beliau berkata, "Kini aku mengenalmu dan aku memberikan syafaat kepadamu, karena engkau telah menjadi pecinta rasul."
Dikisahkan, ada seseorang melihat satu makhluk yang sangat jelek di padang sahara. Lalu dia bertanya, "Siapakah kamu?' "Aku amalan jelekmu," jawab makhluk itu. "Apa yang dapat menyelamatkanku darimu?" "Shalawat kepada Nabi Saw., sebagaimana sabda beliau,
"Shalawat itu berada di atas cahaya, di atas ash-shirath. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku pada hari Jum'at sebanyak delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun."
Kisah lain, ada seseorang yang tidak pernah bershalawat pada junjungan kita, Muhammad Saw. Pada suatu malam, ia bermimpi bertemu dengan Nabi Saw. Beliau tidak menoleh kepadanya. Oleh karena itu dia bertanya, "Ya Rasulullah, apakah Anda marah kepada saya?" "Tidak," jawab Nabi Saw. "Lalu mengapa Anda tidak memandang saya?" "Karena aku tidak mengenalmu. Bagaimana Anda tidak mengenal saya, padahal saya termasuk umat Anda? Para ulama mengatakan bahwa Anda lebih mengenal umat Anda daripada seorang ibu mengenal anaknya."
"Mereka benar, tetapi engkau tidak mengingatku dengan shalawat. Sebab aku mengenal umatku menurut kadar shalawat mereka kepadaku." Setelah terbangun, orang itu mewajibkan dirinya selalu bershalawat kepada Nabi Saw seratus kali sehari. Selang beberapa waktu ia bermimpi lagi bertemu Rasulullah Saw. Beliau berkata, "Kini aku mengenalmu dan aku memberikan syafaat kepadamu, karena engkau telah menjadi pecinta rasul."
Meskipun
sudah menjelang akhir mulud dalam penanggalan islam, atau tepatnya tanggal 7
ba’da mulud 1430 hijriah bertepatan dengan 03 April 2009 dalam penanggalan
masehi.
“Kita
Sambut Maulid Nabi Muhammad saw”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar