RAHASIA
DOA YANG DIKABULKAN OLEH ALLOH SWT (DOA MAKBUL)
Doa merupakan senjata
ampuh seorang muslim yang memiliki hajat/kemauan agar hajat/kemauannya itu
terkabul. Tetapi terkadang sebagaian orang muslim tidak mengerti hakikat dan
inti kandungan doa itu sendiri menurut sunnah dan al-qur’an. sehingga tatkala
doa itu tak kunjung di kabulkan oleh Alloh SWT, doa menjadi sebuah kemurkaan dan
bukan lagi sebuah senjata bagi seorang muslim.
Sudah lelah rasanya
berdoa dan munajat, namun mengapa Alloh SWT tidak pula memperkenankan. permohonan
dan hajat terkabulkan. Kadang kecewa dan putus asa bila demikian adanya. Bahkan
timbul penilaian, Alloh SWT telah ingkar janji dengan perkataan-Nya sendiri.
Padahal Dia telah menyatakan, “Ud’unii astajiblakum”, berdoalah kepada-Ku,
niscaya Ku-kabulkan. Tapi mana buktinya!. Itulah gambaran sederhana seorang
muslim yang tidak mengerti akan hakikat dan inti kandungan doa itu menurut
sunnah dan al-qur’an.
Dalam sebuah kisah dituturkan, pada suatu hari
Saad bin Abi Waqqos bertanya kepada Rosululloh, doakan aku kepada Alloh agar
aku dijadikan oleh Alloh orang yang makbul doanya. “Rosululloh menjawab, “Hai
Saad, makanlah yang baik (halal) tentu engkau menjadi orang yang makbul doanya.
Demi Alloh yang memegang jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang yang pernah
melemparkan sesuap makanan haram ke dalam mulutnya (perutnya), maka tidaklah
akan dikabulkan doanya selama 40 hari. Siapa saja manusia yang dagingnya tumbuh
dari makanan yang haram, maka nerakalah yang berhak untuk orang itu.” (HR.
Alhaafidh Abubakar bin Mardawih dikutip oleh Alhaafidh Ibnu Kathin dalam tafsirnya).
Jadi, apa yang
menyebabkan doa tidak dikabulkan? Banyak hal yang menyebabkan permohonan dan hajat
tidak diperkenankan dan tidak dikabulkan oleh Alloh SWT. Sudahkah kita
menghindari perut kita dari makanan dan minuman yang diharamkan Alloh! Bila
masih tetap saja perut kita terisi dengan hal-hal yang haram, tentulah doa yang
kita panjatkan tak pernah Alloh kabulkan. Sesuap makanan saja, akan mengakibatkan
doa kita selama 40 hari tidak terkabul. Apabila makanan haram yang masuk ke
perut kita lebih dari sesuap bagaimana? Tentunya berapa puluh hari, berapa
ratus hari atau berapa ribu hari doa kita baru akan dikabulkan oleh Alloh SWT.
Untuk itu agar doa
dikabulkan oleh Alloh SWT, perlu sebuah pengetahuan dan pemahaman inti dari doa
serta cara-cara berdoa menurut Al-qur’an dan sunnah.
1.
Hindari perut dari kemasukan
barang-barang haram. Jangan sampai sesuap pun barang haram kita makan. Jangan
setegukpun minuman haram kita minum. Selektiflah dalam hal memilih makanan dan
minuman. Jika kita ragu akan halalnya maka tinggalkan.
Alloh
berfirman,”Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena
sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu.”(QS. Al-Baqoroh : 168).
Memakan
makanan yang halal adalah merupakan bentuk ketaatan kita kepada Alloh SWT dalam
memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Jika kita selalu
taat kepada Alloh SWT dalam segala langkah yang kita jalani tentulah Alloh SWT
akan mengabulkan segala doa dan permintaan kita.
“Aku
mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepadaku maka
hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka berikan
kapada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”(QS. Al-baqoroh : 186)
2.
Karena doa ini pekerjaan yang agung dan
sangat utama, sebagai inti ibadah, maka dalam pelaksanaannya berdoa harus
khusyuk dan serius tidak dengan main-main. Usahakan dalam berdoa ini dengan
penuh keyakinan, penuh harap dan rasa takut. Merendahkan diri dengan suara yang
lirih, tenang, tidak tergesa-gesa, dengan keimanan, dan tahu akan hakikat yang
diminta. Alloh telah nyatakan dalam sebuah surat Al-qur’an.
“Berdoalah
kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut..”(QS. Al-A’raf : 55)
3.
Mengetahui waktu-waktu doa dikabubulkan.
Walaupun berdoa ini bisa dilakukan sembarang waktu, namun ada waktu-waktu yang
memang disunatkan. Insya Alloh pada waktu-waktu ini doa akan diperkenankan dan
dikabulkan :
a. Di
tengah malam sunyi dimana orang-orang lelap tertidur. Sambil kita menunaikan
ibadah sholat sunat tahajud dan bermunajat kepada alloh.
b. Di
akhir-akhir sholat fardu. Di waktu Tahiyyat akhir adalah waktu yang sangat
tepat dalam berdoa.
Rosululloh SAW ditanya,”Pada waktu apa
doa manusia lebih di dengar alloh?”
Lalu Rosululloh menjawab, “Pada tengah
malam, pada akhir tiap sholat pardu.” (Mashabih Assunah).
c. Selain
pada tengah malam dan pada akhir sholat pardu, ada juda waktu-waktu yang
dimakbulkan doanya, dan inipun merupakan sunnah-sunnah Rosululloh SAW. Seperti
di sepertiga malam sampai pajar, diantara adzan dan iqomat, di waktu sujud, di
bulan ramadhan dan di malam lailatul qodar.
4.
Orang-orang tertentu yang dikabulkan
doanya. Walaupun setiap orang yang berdoa kepada Alloh SWT dengan
sungguh-sungguh dan memenuhi syarat-syarat akan dikabulkan, namun ada orang
yang doanya di jamin diperkenankan oleh Alloh SWT. Setiap ratapan dan doanya di
dengar dan dikabulkan. Alloh SWT ridlo kepada mereka dan begitu menaruh
perhatian yang sangat. Alloh SWT istimewakan mereka, karena pengorbanan dan
pengabdiannya yang tiada tara, akhlak yang mulia dan juga katabahannya dalam
menapaki kebenaran. Mereka itu adalah.
a. Kedua
orang tua yang mengasuh, mendidik dan menafkahi anaknya dengan rizki yang halal
dan penuh kasih sayang. Mereka bimbing anaknya menuju jalan yang di ridloi
Alloh, sampai usia anak dewasa. Orang tua yang seperti inilah yang segala
permintaan dan permohonannya dikabulkan.
b. Musafir
yang bepergian untuk maksud yang baik dan tujuan mulia.
c. Seorang
muslim yang menolong orang lain yang dalam kesempitan.
d. Seorang
muslim yang mendoakan teman-temannya yang tidak hadir.
e. Doa
orang sholih.
Dan
di dalam sebuah hadist di riwayatkan ada tiga kriteria orang yang tidak akan di
tolak doanya oleh Alloh SWT.
a. Orang
yang berpuasa sampai dia berbuka.
b. Penguasa
yang adil.
c. Orang
yang teraniaya
“Ada tiga
orang yang tidak ditolak doa mereka : orang yang berpuasa sampai dia berbuka,
seorang penguasa yang adil, dan doa orang yang teraniaya. Doa mereka diangkat Alloh
SWT ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Alloh bertitah,”Demi
keperkasaan-Ku, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera.”
(HR. Attirmidzi).
Didalam berdoa juga ada
hal-hal yang perlu diperhatikan atau dengan kata lain adalah tatakrama berdoa.
Sebagaimana kita menghadapi seorang atasan kita atau mungkin presiden, nah
dalam berdoa, yang kita hadapi adalah Alloh SWT sang Maha segalanya, yang menjadi
Tuhan kita.
1.
Agar memperhatikan waktu-waktu yang mulia seperti
hari wukuf di Arafah, bulan Ramadan, hari Jumat, sepertiga malam atau pada jam
sahur dll.
2.
Agar mencari kesempatan keadaan-keadaan yang
dianggap utama seperti ketika sujud, di tengah-tengah kecamuk pertempuran,
tatkala turun hujan, waktu iqamah shalat atau pada saat hati sedang
merasa gembira.
3.
menghadap Qiblat dan mengangkat kedua telapak tangan
hingga bagian dalamnya terlihat.
4.
Memperlahan
(tidak mengeraskan) suara ketika berdoa, sebab Allah SWT, bukan Tuhan yang tuli. Di samping itu, sikap tidak mengeraskan suara (tadlarru’
wa khufyah) dalam berdoa mengesankan keikhlasan.
5.
Tidak memaksakan
lantunan doa dengan irama lagu (al-saja’) dan tidak berlebihan dalam
materi doa. Sebab, terkadang ada orang berdoa dengan berlebihan tanpa memahami
kemaslahatan yang patut didapati oleh dirinya sesuai kondisi yang meliputinya.
Hal terbaik ialah memanjatkan doa-doa yang berasal dari Nabi dan ulama salaf
dengan suara merendah tanpa kesan menunjukkan kefasihan ucapan.
6.
Merasa rendah
diri, tenang dan merasa bergetar hatinya. Sebab, terkadang jika Allah swt,
mencintai hamba-Nya, maka memberikan cobaan sehingga Tuhan mendengar
rintihannya.
7.
Agar dia merasa
mantap dengan permohonannya, meyakini terkabulnya doa itu (ijabah du’aih),
dan memiliki pengharapan dalam doanya.
8.
Agar ia mendesak
dan mengulang sampai tiga kali dan tidak menganggap lamban keterkabulannya doa
yang dipanjatkan (al-istibtha’ bi al-ijabah).
9.
Hendaknya ia
membuka doa dengan menyebut nama Allah (dzikir) dan shalawat kepada Nabi
Muhammad saw, dan menutupnya dengan hal tersebut juga.
Dari rangkaian diatas
tentang doa, nyatalah bahwa berdoa itu tidak sembarangan dan main-main. Tapi
memerlukan syarat-syarat yang harus dipenuhi, sehingga janji-janji Alloh yang
akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya akan menjadi kenyataan. Namun harus diingat bahwa
Alloh dalam mengabulkan doa seseorang hamba ada yang langsung terkabul di
dunia, ada yang di tabung sampai akhirat, ada pula diganti dengan mencegahnya
dari bencana.
“Tiada seorang berdoa
kepada Alloh dengan suatu doa, kecuali dikabulkan-Nya dan dia memperoleh salah
satu dari tiga hal, yaitu dipercepat terkabulnya baginya di dunia, disimpan
(ditabung) untuk sampai di akhirat, atau diganti dengan mencegah dari musibah
(bencana) yang serupa.”(HR. Atthabrani).
“Selesai”
Semoga bermanfaat
(Disadur dari berbagai
sumber)
Imang Hilman ‘09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar