Jumat, 24 September 2010

Toleransi Ala SMA di AS untuk Murid Berpuasa
Mini banner



Jadwal latihan football digeser menjadi malam hari, dari pukul 23 hingga 4 dini hari.
SENIN, 16 AGUSTUS 2010, 16:43 WIB
Renne R.A Kawilarang

Pemain American Football di Dearborn, AS, berlatih di malam hari (AP Photo/Paul Sancya)
BERITA TERKAIT
• Proyek Masjid di New York Tuai Pro dan Kontra
• Masjid Cipto Mulyo, Masjid Peninggalan PB X
• JK Setuju Mekah Jadi Sentral Waktu Dunia
• Musala Pertama di Surabaya
• Obama Dikecam Dukung Masjid di Ground Zero
VIVAnews - Suatu sekolah di Amerika Serikat (AS) memberi contoh toleransi yang baik bagi murid-murid yang tengah menjalani ibadah puasa. Selama bulan Ramadan, mereka tetap harus berlatih olahraga, namun bisa dilakukan pada malam hari, saat mereka sedang tidak puasa.

Itulah kebijakan Sekolah Menengah Atas (SMA) Fordson di Kota Dearborn, negara bagian Michigan. Mereka mengubah jadwal latihan sepakbola ala Amerika (American Football) bagi para murid yang masuk dalam tim sekolah.

Pasalnya, sebagian besar anggota skuad football itu tengah menjalankan ibadah puasa. Demi tidak mengganggu ritme latihan, jadwal pun selama sebulan digeser menjadi malam hari, dari pukul 23 hingga 4 dini hari.

Kebijakan itu disambut baik oleh seorang pemain football sekaligus siswa SMU Fordson, Adnan Restun, dan teman-temannya. "Kebijakan itu sangat bagus. Soalnya, bila latihan tetap berlangsung di siang hari kita tidak boleh minum karena puasa dan itu bakal menyulitkan karena cuaca pasti panas," kata Restun, yang mengaku rutin menjalankan ibadah puasa sejak berumur 10 tahun.

Perubahan jadwal latihan itu berkat peran pelatih kepala tim football Fordson, Fouad Zaban. Menurut dia, itu adalah pilihan terbaik yang disetujui para pemain. Zaban pun merupakan seorang Muslim dan mantan pemain. Jadi, dia tahu segala kendala dan situasi yang harus dihadapi para murid Muslim selama Ramadan.

Pasalnya, mereka pun tidak bersedia bila waktu latihan dikurangi bila tetap berlangsung pada siang hari. Ini bisa dimengerti, mengingat football merupakan olahraga populer bagi anak sekolah di Dearborn.

Apalagi tim Fordson sedang melakukan persiapan menyambut musim baru turnamen antar sekolah. Tim Football SMU Fordson berhasil empat kali menyabet gelar juara pertama se-negara bagian dan tiga kali juara dua sejak turnamen tahunan itu berlangsung pada 1928.

Kebetulan, perubahan jadwal latihan itu disetujui oleh pihak sekolah, otoritas pendidikan setempat, para orang tua murid, polisi dan para warga yang tinggal di sekitar lapangan football.

Para pemain yang non-Muslim pun tidak keberatan dengan perubahan jadwal di malam hari. William Powell, misalnya. Dia mengaku tadinya kaget dengan perubahan jadwal itu.

Akhirnya, dia ikut serta. Bahkan, Powell pun sempat ikut berpuasa. "Saya coba ikuti kebiasaan mereka dua kali. Tapi susah juga ya menjalankannya," kata murid berusia 17 tahun itu. (Associated Press)
• VIVAnews


Jangan Khawatir Berpuasa di London

Jangan Khawatir Berpuasa di London
Mini banner



Liputan 6 - 1 jam 42 menit lalu
Liputan6.com, London: Anda yang tengah berpuasa dan hendak berlibur ke London, Inggris, tak perlu risau. Sebab, di sana ternyata banyak restoran halal yang menyediakan makanan untuk sahur maupun berbuka puasa. Setidaknya itulah yang terlihat SCTV ketika berkunjung ke sana, baru-baru ini.
Banyak orang bilang, London adalah kota paling kosmopolitan di dunia. Soalnya, di sana hidup masyarakat berbagai etnik, budaya, dan agama. Sekitar 7,5 juta penduduk hidup di London. Dari jumlah itu, 750 ribu atau 10 persennya adalah penganut agama Islam.
Tak heran jika di setiap sudut jalan banyak ditemui masjid atau rumah makan bertanda halal. Ini benar-benar membantu warga muslim atau pelancong untuk menjalankan ibadah di bulan Ramadan.
Salah satu rumah makan yang menjadi favorit saat Ramadan terletak di London bagian barat. Kawasan ini memang identik dengan komunitas muslim terbanyak. Tak hanya warga keturunan Arab, banyak juga warga Inggris dan negara lain yang kerap makan di sana. "Makanannya sangat enak dan banyak pilihan. Meski banyak restoran lain di kawasan ini, tempat ini sangat unik karena bisa ambil makanan sendiri," kata Bettina, warga Inggris.
Menurut Aziz, manajer restoran, pihaknya menyediakan makanan untuk berbuka puasa. "Untuk berbuka puasa, kami menyediakan kurma dan manisan, serta sorma, yakni minuman khas Ramadan dari Arab. Setelah itu baru makanan berat, seperti sup dan sedikit daging," ujar Aziz.
Selain makanan halal, umat Islam di London juga mudah menemukan masjid di setiap sudut kota. Satu di antaranya adalah Masjid Central London yang juga berfungsi sebagai pusat kajian Islam di sana. Jadi, jangan pernah khawatir bila Anda terpaksa harus berpuasa di London.(ULF)


Rabu, 22 September 2010